Sabtu, 25 Agustus 2012
Humor Yang Bijak
Cerita #1
Ada suami-istri yang cekcok setiap hari. Akhirnya
suatu hari si suami merasa bete dan pergi ke
warnet. Di warnet, dia chatting dengan seorang
konsultan keluarga dan kesehatan, dan kebetulan
orang tersebut adalah seorang dokter.
Suami (S) & Dokter (D)
S: Dok, saya sudah sangat tidak tahan lagi
dengan tingkah istri saya…
D: Loh, memangnya kenapa?
S: Setiap saya berbicara dengannya, dia selalu
cuekin saya. Saya menduga dia tuli!
D: Oh, begitu. Gampanglah. By the way, dia tuli
pada jarak berapa meter?
S: Loh, memangnya kenapa dok?
D: Begini, tuli pada jarang 4 meter berbeda dosis
obatnya dibanding tuli pada jarak 3 meter, 2
meter, apalagi 1 meter…
S: Oh begitu ya dok. Baiklah, kalau begitu saya
coba cek di rumah.
Sesampai di rumah, dia menemukan istrinya
sedang masak di dapur. Kemudian setelah dia
mengukur, maka pada jarak 4 meter dia
bertanya kepada istrinya.
“Istriku sedang memasak apa?” ternyata istrinya
diam saja. Dia pun melangkah 1 meter lagi
mendekati istrinya dan bertanya hal yang sama,
“Istriku sekarang sedang masak apa?”
Tetapi istrinya pun masih diam. Lalu dia
melangkah lagi 1 meter dan dengan perasaan
dongkol dia bertanya lagi dengan berteriak kesal,
“ ISTRIKU SEKARANG SEDANG MASAK
APA?!”
Tiba-tiba suasana hening sejenak…
Kemudian istrinya berbalik dengan amarah yang
tampak dari wajahnya, kemudian dia berteriak
dengan lantang. “ SUDAH KUBILANG 3 KALI,
AKU MASAK RENDANG!!! RENDANG!!!
RENDANG !!! MASA SIH KAU TAK DENGAR?!”
Cerita #2
Suatu hari, di pagi hari dalam kelas yang
semuanya diisi oleh calon mahasiswa baru,
masuklah seorang kakak kelas dengan berakting
marah yang luar biasa.
“Kalian semua memang goblok, masa semuanya
tidak tahu yang namanya orang goblok, dasar
goblok… Ayo yang goblok berdiri!”
Ya terang aja tidak ada yang mau berdiri, karena
selain takut dimarahin kan yang berdiri artinya
goblok.
“Yang goblok ayo berdiri!” perintahnya sekali lagi.
Suasana kelas pun hening mencekam, si kakak
mulai merasa puas, hatinya berkata, “Hehehe…
gua kerjain lu semua!”.
Tapi tiba-tiba ada seorang calon mahasiswa yang
berdiri dengan sedikit ragu.
Kakak kelas (K) & Doni (D)
K: (Membentak!) Hei Siapa kamu?
D: Saya Doni, Kak!
K: O jadi ini rupanya orang yang membuat biang
kerok, sehingga semuanya jadi goblok.
D: Maaf Kak, bukan saya…
K: Lha, bukan kamu! (Heran) Terus ngapain kamu
berdiri dasar goblok!
D: Kata kakak kan tadi yang goblok harus berdiri…
terus terang Kak, saya ga enak melihat kakak
berdiri sendirian…
Pesan moral dari lelucon di atas adalah, kita
terlalu sering mengintropeksi orang lain daripada
intropeksi diri sendiri. Ibarat, gajah di pelupuk
tidak terlihat namun semut di seberang lautan
jelas terlihat.
Kekuatan kita habis untuk menyalahkan orang
lain tanpa mau belajar dari diri kita sendiri atau
menyalahkan diri sendiri. Selalu saja orang lain
yang salah dan kita adalah benar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar